Setelah gempa dan
Tsunami yang melanda Jepang, Tema tentang "Nuklir" menjadi sangat
hangat dibicarakan. Mulai oleh para ahlinya sampai para awam yang tidak tau
apa-apa tentang Nuklir. dari berbagai forum dan media yang saya ikuti, ternyata
masih sangat banyak warga negara Indonesia yang sama sekali tidak tau tentang
apa itu Nuklir, bagaimana bentuknya, apa manfaatny, bagaimana bisa menjadi
pembangkit energi. untuk itu silahkan simak ulasan di bawah ini :
Apa itu nuklir?
Nuklir adalah
sebutan untuk bentuk energi yang dihasilkan melalui reaksi inti, baik itu
reaksi fisi(pemisahan) maupun reaksi fusi (penggabungan). Sumber
energi nuklir yang paling sering digunakan untuk PLTN adalah sebuah unsur
radioaktif yang bernama Uranium. Bagaimana caranya sebuah unsur radioaktif
mampu menghasilkan panas yang besar? Tentu saja bukan dengan dibakar. Namun
melalui reaksi pemisahan inti (reaksifisi). Biar tidak terlalu rumit penjelasannya,
perhatikan gambar berikut :
Atom uranium (U-235) (digambarkan dengan warna hitam merah di sebelah kiri) memiliki inti yang tidak stabil ketika ada neutron (warna hitam di paling kiri) yang ditembakkan pada inti atom tersebut, maka inti atom uranium akan membelah menjadi dua buah inti atom, yakni atom Barium (Ba-141) dan atom Kripton (Kr-92) serta tiga neutron (warna hitam di kanan). Jika ingat ama pelajaran kimia, silahkan cek nama-nama unsur tadi dalam sistem periodik unsur. Masih ingat dengan hukum kekekalan massa-energi bukan (pelajaran Fisika kelas 3 SMA)? Nah, karena massa atom sebelum pembelahan lebih besar dari pada massa atom setelah pembelahan, maka selisih massa (disebut defek massa) tersebut berubah menjadi energi panas yang besarnya sekitar 200 MeV (Mega elektron volt), ini baru satu buah inti atom. satu gram uranium saja tentu memiliki banyak inti. Sehingga panas yang dihasilkan pun luar biasa besar.
Uranium itu bentuknya apa gas, cair, atau
padat?
Uranium itu salah satu bahan tambang, jadi
berupa padatan (mirip batuan). ini gambarnya
Apakah Indonesia punya tambang Uranium?
Jawaban yang di cuplik dari kantor Berita
ANTARA
"Indonesia memiliki cadangan uranium 53 ribu ton yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yakni sebanyak 29 ribu ton di Kalimantan Barat dan 24 ribu ton sisanya ada di Bangka Belitung.
"Selain itu Papua juga diindikasikan memiliki cadangan uranium yang cukup besar. Tapi soal ini masih akan diteliti dulu," kata Deputi Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Dr Djarot S Wisnubroto kepada pers di Jakarta, Selasa malam.
Perkiraan bahwa Pulau Papua menyimpan cadangan uranium atau bahan baku nuklir dalam jumlah besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan Papua dengan batuan Australia yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di dunia, ujarnya.
Jika suatu PLTN seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton Uranium per tahun, maka dengan cadangan di Kalbar saja yang mencapai 29 ribu ton Uranium, urai Djarot, itu berarti bisa memasok Uranium selama 145 tahun"
"Indonesia memiliki cadangan uranium 53 ribu ton yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yakni sebanyak 29 ribu ton di Kalimantan Barat dan 24 ribu ton sisanya ada di Bangka Belitung.
"Selain itu Papua juga diindikasikan memiliki cadangan uranium yang cukup besar. Tapi soal ini masih akan diteliti dulu," kata Deputi Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Dr Djarot S Wisnubroto kepada pers di Jakarta, Selasa malam.
Perkiraan bahwa Pulau Papua menyimpan cadangan uranium atau bahan baku nuklir dalam jumlah besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan Papua dengan batuan Australia yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di dunia, ujarnya.
Jika suatu PLTN seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton Uranium per tahun, maka dengan cadangan di Kalbar saja yang mencapai 29 ribu ton Uranium, urai Djarot, itu berarti bisa memasok Uranium selama 145 tahun"
Kok bisa bisa jadi listrik?
Energi yang dibebaskan oleh
reaksi fisiUranium ini berupa energi panas. Energi panas digunakan untuk
menguapkan air sehingga timbul uap bertekanan tinggi yang dapat memutar turbin,
turbin memutar generator dan terciptalah listrik
Apa kelebihan nuklir?
Dibandingkan dengan sumber energi yang lain,
Energi Nuklir merupakan sumber energi yang paling tinggi kerapatan energinya
(jumlah energi persatuan volume atau massa)
1 kg uranium dapat menghasilkan energi sekitar 50.000 kwh (kilo watt jam)
1 kg batubara hanya dapat menghasilkan energi sekitar 3 kwh
1 kg minyak bumi hanya dapat menghasilkan sekitar 4 kwh
1 kg uranium dapat menghasilkan energi sekitar 50.000 kwh (kilo watt jam)
1 kg batubara hanya dapat menghasilkan energi sekitar 3 kwh
1 kg minyak bumi hanya dapat menghasilkan sekitar 4 kwh
Bagaimana desain PLTN?
salah satu jenis PLTN adalah Pressurized Water
Reactor (PWR), Reaktor jenis ini adalah reaktor paling umum, 230 PLTN di
seluruh dunia menggunakan jenis ini. gambar skemanya :
Lihat, air yang bersuhu tinggi dan yang bersentuhan langsung dengan bahan bakar Uranuim (warna merah) selalu berada di dalam containment, containmentnya sendiri dibuat dengan bahan struktur yang tidak mampu ditembus oleh radiasi yang dipancarkan saat terjadi reaksi inti. di dalam reactor vessel juga terdapat control rod yang berfungsi sebagai batang pengendali reaksi inti. selain jenis PWR, jenis-jenis lain dari reaktor nuklir dapat agan simak di sini
Bagaimana sistem pengamanan Reaktor Nuklir
agar tidak bocor?
Dalam teknologi reaktor dikenal istilah sistem
keselamatan berlapis yaitu lapisan penghalang terlepasnya zat radioaktif ke
lingkungan. Sebagai gambaran disajikan sistem penghalang pada suatu reaktor
daya, yaitu:
* Kristal bahan bakar
* Kelongsong elemen bakar
* Bejana tekan
* Bejana keselamatan
* Sistem penahan gas dan cairan aktif
* Perisai biologis
* Gedung reaktor
* Sistem tekanan negatif
Bila prisisp-prisip keselamatan ini digunakan dalam pembangunan reaktor, niscaya keselamatan operasi reaktor akan terjamin.
* Kristal bahan bakar
* Kelongsong elemen bakar
* Bejana tekan
* Bejana keselamatan
* Sistem penahan gas dan cairan aktif
* Perisai biologis
* Gedung reaktor
* Sistem tekanan negatif
Bila prisisp-prisip keselamatan ini digunakan dalam pembangunan reaktor, niscaya keselamatan operasi reaktor akan terjamin.
Di dunia ini sudah ada berapa banyak PLTN?
Nih daftarnya (tapi ni data tahun 2006) nyari
yang update belum dapat
Dari PLTN sebanyak itu, sudah terjadi
kecelakaan berapa kali?
Selama 64 tahun terakhir terjadi 31 kecelakaan
Reaktor Nuklir yang merenggut korban 539 orang, 186 diantaranya meninggal.
Bandingkan dengan data kecelakaan yang lain:
Dalam 18 tahun terakhir ada 14 kecelakaan di Industri Kimia yang merenggut korban 64.652 orang, 4.287 diantaranya meninggal. Khusus di Indonesia dalam 5 tahun terakhir ada 76.866 orang korban kecelakaan lalu lintas, 54.733 diantaranya meninggal (30 orang/hari) (data ini diambil tahun 2006). Jadi, lebih bahaya PLTN atau sepeda motor?
Bandingkan dengan data kecelakaan yang lain:
Dalam 18 tahun terakhir ada 14 kecelakaan di Industri Kimia yang merenggut korban 64.652 orang, 4.287 diantaranya meninggal. Khusus di Indonesia dalam 5 tahun terakhir ada 76.866 orang korban kecelakaan lalu lintas, 54.733 diantaranya meninggal (30 orang/hari) (data ini diambil tahun 2006). Jadi, lebih bahaya PLTN atau sepeda motor?
Meski pengamanannya tinggi, tetap saja
berbahaya?
bahaya yang
ditimbulkan dari pembangkitan listrik menggunakan energi nuklir hanyalah pada
masalah radiasi. selama radiasi ini dapat ditahan agar tidak bocor ke
lingkungan, maka PLTN akan aman. lalu apa akibatnya jika terjadi kebocoran
sedikit saja, misal ketika terjadi gempa dan tsunami di jepang? selama dosis
radiasi yang mengenai tubuh kita masih di bawah ambang batas, maka tidak ada
efek yang berarti bagi tubuh. ambang batas dosis serapan radiasi yang
ditetapkan saat ini adalah 50 milisevert (mSv) per tahun. waktu gema jepang
kemaren? berapa kebocorannya? Dari info yang saya peroleh dari dosen saya,
dosis radiasi di batas luar PLTN (bukan daerah evakuasi) ketika terjadi ledakan
Unit 3 adalah sekitar 700 micro Sv per jam. Artinya, jika seseorang berada di
lokasi tersebut selama satu jam terus menerus, tanpa berpindah-pindah, dia akan
menerima dosis sebesar 700 micro Sv. atau jika dikonversikan dalam satu tahun
berarti 6,1 Sv.
Tetapi perlu diingat pula bahwa material radioaktif itu meluruh, sehingga dosisnya juga akan berkurang seiring waktu. Cepat atau lambatnya tergantung dari jenis material radioaktifnya. Dengan kata lain, secara akumulatif nilai dosisnya akan lebih rendah daripada 6 Sv. Faktor yang lain adalah meterologis. Mengingat adanya aliran udara, maka kemungkinan besar akan ada efek dilution (pengenceran), jadi kembali ada pengurangan dosis juga untuk jangka panjang. Lagipula, tidak mungkin kan kita diem aja selama satu tahun di situ. Jika kita pernah melakukan foto rontgen (sinar X) di dada, maka kita menerima 100 micro Sv. Sinar X di perut menyumbang 600 micro Sv dan di pinggul sebesar 700 micro Sv. Bahkan kalau kita pernah melakukan CT scan, kita menerima dosis sebesar 10000 micro Sv. Bahkan, sebenarnya dalam keseharian kita, kita pasti menerima pancaran radiasi baik dari makanan, bahan bangunan, radiasi sinar kosmis dari luar angkasa, dll. Tapi dosisnya sangat rendah.
Tetapi tahukah anda? bahwa pembangkit listrik tenaga batubara (yang saat ini kita pakai) pun mengandung bahaya yang tidak kalah dengan bahaya radiasi nuklir. pembakaran batu bara menghasilkan gas-gas berbahaya, juga gas-gas yang termasuk gas rumah kaca penyebab global warming, hujan asam, gangguan pernafasan dan lain-lain. parahnya lagi, gas-gas ini kebanyakan dibuang begitu saja ke lingkungan, berbeda dengan teknologi PLTN yang senantiasa menjaga agar radiasinya tetap berada di dalam reaktor. Data yang ane dapat nih, pembakaran batubara di seluruh dunia menciptakan sekitar 9 milyar ton CO2 per tahun. Perbandingan dengan sumber energi lain ditampilkan dalam gambar berikut :
Tetapi perlu diingat pula bahwa material radioaktif itu meluruh, sehingga dosisnya juga akan berkurang seiring waktu. Cepat atau lambatnya tergantung dari jenis material radioaktifnya. Dengan kata lain, secara akumulatif nilai dosisnya akan lebih rendah daripada 6 Sv. Faktor yang lain adalah meterologis. Mengingat adanya aliran udara, maka kemungkinan besar akan ada efek dilution (pengenceran), jadi kembali ada pengurangan dosis juga untuk jangka panjang. Lagipula, tidak mungkin kan kita diem aja selama satu tahun di situ. Jika kita pernah melakukan foto rontgen (sinar X) di dada, maka kita menerima 100 micro Sv. Sinar X di perut menyumbang 600 micro Sv dan di pinggul sebesar 700 micro Sv. Bahkan kalau kita pernah melakukan CT scan, kita menerima dosis sebesar 10000 micro Sv. Bahkan, sebenarnya dalam keseharian kita, kita pasti menerima pancaran radiasi baik dari makanan, bahan bangunan, radiasi sinar kosmis dari luar angkasa, dll. Tapi dosisnya sangat rendah.
Tetapi tahukah anda? bahwa pembangkit listrik tenaga batubara (yang saat ini kita pakai) pun mengandung bahaya yang tidak kalah dengan bahaya radiasi nuklir. pembakaran batu bara menghasilkan gas-gas berbahaya, juga gas-gas yang termasuk gas rumah kaca penyebab global warming, hujan asam, gangguan pernafasan dan lain-lain. parahnya lagi, gas-gas ini kebanyakan dibuang begitu saja ke lingkungan, berbeda dengan teknologi PLTN yang senantiasa menjaga agar radiasinya tetap berada di dalam reaktor. Data yang ane dapat nih, pembakaran batubara di seluruh dunia menciptakan sekitar 9 milyar ton CO2 per tahun. Perbandingan dengan sumber energi lain ditampilkan dalam gambar berikut :
Ini bahaya jika terkena paparan radiasi?
Jika dosis serapan radiasi yang mengenai tubuh
kita melebihi ambang batas yang telah ditetapkan tadi, efeknya adalah kerusakan
sel tubuh dan kelainan gen (DNA). akibatnya adalah cacat, kanker, mandul, dls.
sekali lagi, hal ini hanya akan terjadi jika radiasi yang kita serap melebihi
ambang batasnya
Tetapi bukankah masih ada sumber energi
yang sama sekali tidak berbahaya seperti angin, air dan matahari?
Energi angin dan matahari
mempunyai tempat di sini, tetapi karena tidak selalu kontinu (besar energinya
berubah-ubah) dan tidak dapat diprediksi, maka kedua jenis energi itu tentu
tidak dapat mengganti pembangkit listrik yang besar seperti pembangkit listrik
batubara. Gas-alam dan bahanbakar fosil itu, kini sudah terlalu mahal, dan
harganya begitu mudah berubah sehingga sangat berisiko untuk digunakan sebagai
pembangkit yang besar. Kalau sumber listrik-hidro biasanya dibangun untuk
kapasitas kecil, maka nuklir, sebagai ganti eliminasi batubara, menjadi
satu-satunya substitusi yang dapat diperoleh dalam skala besar dan sepadan
dalam ongkos (cost effective). ada updatean untuk bahasan ini, silahakn
lihat daftar isi di bawah
Biaya PLTN mahal gak?
Energi nuklir
adalah satu di antara sumber energi yang tidak mahal. Di tahun 2004, rata-rata
ongkos produksi listrik di Amerika Serikat adalah kurang dari dua sen per
kilowatt-jam, setingkat dengan ongkos batubara dan listrik-hidro (PLTA).
Kemajuan dalam teknologi akan menurunkan lagi ongkos itu di masa
mendatang. ada updatean untuk bahasan ini, silahakn lihat daftar isi di
bawah
Sedikit ulasan tentang kecelakaan Chernobyl
yang sekarang jadi kota mati?
Kecelakaan
Chernobyl itu sepertinya menunggu akan terjadi. Model awal dari reaktor Uni
Soviet (sekarang Ukraina) tidak menggunakan bejana kontenmen (sungkup
atau containment vessel), dalam hal desain dikatakan sebagai tidak aman,
maka kemudian operatornya meledakkannya. Forum multi-lembaga PBB untuk
Chernobyl tahun lalu (tahun 2005) melaporkan bahwa hanya 56 kematian dapat
dikaitkan dengan kecelakaan itu, sebagian besar korban adalah akibat radiasi
atau luka-bakar sewaktu memadamkan api. Memang tragis sekali korban kematian
itu, namun angka itu sangat kecil jika dibandingkan dengan kecelakaan di
tambang batubara sebanyak 5000 jiwa seluruh dunia setiap tahun. Atau jika
dibandingkan dengan 1,2 juta jiwa yang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan
lalu lintas. Jadi? masih lebih aman PLTN atau sepeda motor? Selain itu,
fakta yang menarik adalah selama dua puluh tahun, satu di antara alat yang
paling sederhana, yakni parang (pisau besar) telah dipakai membunuh jutaan
manusia di Afrika, jauh lebih banyak dari pada korban yang meninggal di
Hiroshima dan Nagasaki digabungkan. Tetapi toh tidak seorangpun yang
mengusulkan melarang parang, karena parang adalah alat yang sangat berharga di
negara berkembang. ada updatean untuk bahasan ini, silahakn lihat daftar
isi di bawah
Katanya sampah nuklir itu berbahaya hingga
ribuan tahun?
Dalam 40 tahun,
bahanbakar yang telah digunakan hanya akan memancarkan seperseribu
radioaktivitas dibandingkan pada waktu bahanbakar itu dikeluarkan dari reaktor.
Dan sebenarnya sangatlah tidak benar jika dikatakan itu sebagai sampah (atau
limbah), karena 95% potensi energinya masih tersimpan di dalam bahanbakar bekas
pada siklus pertama. Sekarang Amerika Serikat telah mencabut larangan
daur-ulang bahan bakar bekas, dengan demikian akan dimungkinkan pemanfaatan
energi itu serta akan banyak mengurangi jumlah sampah yang harus diolah atau
disimpan. Bulan lalu, (tahun 2005) Jepang telah bergabung dengan Perancis,
Inggris dan Rusia dalam kegiatan daur-ulang bahanbakar nuklir ini. penanganan
limbah radioaktifpun sudah terencana dengan matang, berikut skemanya ;
Pengelolaan
Limbah Radioaktif oleh BATAN:
Ketika
masyarakat umum menemukan kata ”radioaktif” maka yang muncul di dalam
benak adalah bom nuklir Hiroshima-Nagasaki, kecelakaan reaktor Chernobyl, atau
bahkan khayalan dalam film science fiction tentang pengaruh radiasi yang merubah
manusia menjadi makhluk berbeda yang menyeramkan. Fakta bom nuklir atau
kecelakaan Chernobyl memang benar adanya, namun lebih dari itu Aplikasi Nuklir
dan Radiasi bagi kesejahteraan umat manusia terus berkembang dan tidak pernah
berhenti sejak lebih 1 abad lalu. Sedangkan kata ”limbah” atau sampah di masyarakat
Indonesia dicitrakan sebagai sesuatu yang berbau busuk, tidak enak dilihat, tak
terkelola dan selalu menimbulkan masalah.
Apakah hal itu terjadi pula pada limbah radioaktif di Indonesia?
Kita mulai dari sejarah pemanfaatan zat radioaktif di Indonesia. Penggunaan zat radioaktif di negeri kita dimulai pada era akhir tahun 50an, yaitu pemanfaatan sumber radiasi untuk industri dan rumah sakit. Pemanfaatan di industri antara lain untuk kendali ketebalan, kerapatan produk, menentukan tinggi permukaan cairan dalam suatu wadah terutup dan banyak lagi. Pemanfaatan di Rumah Sakit antara lain untuk diagnosis dan radiotherapy. Selain itu tentu saja laboratorium di BATAN juga memanfaatkan zat radioaktif dalam dalam eksperimennya. Sampai saat ini terdapat lebih dari 300 perusahaan atau institusi yang terdaftar sebagai pengguna zat radioaktif. Pertanyaan kemudian adalah, akan dibawa kemana dan diapakan zat radioaktif yang sudah tidak digunakan lagi? Jawabnya adalah dikirim ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif dan mengalami proses yang dinamakan pengelolaan limbah radioaktif.
Menurut Undang-undang No.10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran maka tugas pengelolaan limbah radioaktif adalah tanggung jawab BATAN, dan dalam hal ini dilaksanakan oleh Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR). Jadi Pusat ini merupakan satu-satunya institusi di Indonesia yang wajib mengelola limbah radioaktif.
PTLR berdiri sejak tahun 1988 berlokasi di kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang sekitar 30 km dari Jakarta, dan telah mengelola limbah radioaktif dari kegiatan reaktor riset dan fasilitas serta industri dan rumah sakit. Limbah radioaktif yang berasal dari era sebelum 1988 tersimpan pula di pusat ini. Karena sifat radioaktif yang tidak dapat dimusnahkan maka limbah radioaktif diproses dengan prinsip-prinsip: diisolasi radiasinya dari pekerja, masyarakat dan lingkungan, bila memungkinkan dikurangi volumenya (misalnya limbah cair dengan proses penguapan, limbah padat dimampatkan) sehingga volume total limbah yang dikelola selama ini di PTLR relatif kecil, dan dipadatkan serta diwadahi untuk jangka waktu yang lama. Selama 50 tahun pemanfaatan zat radioaktif di Indonesia, saat ini tersimpan sekitar 900 ton limbah di PTLR, bandingkan misalnya dengan sampah perkotaan DKI Jakarta 6000 ton perhari atau limbah industri konvensional yang dalam beberapa kasus mempunyai volume besar dan tidak dikelola.
Bagaimana nasib akhir dari limbah radioaktif? Salah satu prinsip utama pengelolaan limbah radioaktif adalah, limbah radioaktif tidak boleh menjadi beban bagi generasi mendatang atau undue burden for the next generation. Sebagian besar limbah radioaktif yang tersimpan di PTLR mempunyai umur yang pendek sehingga diharapkan untuk waktu yang tidak terlalu lama menjadi bahan yang tidak radioaktif, hanya sebagian kecil saja mempunyai usia yang panjang dari puluhan sampai ribuan tahun.
Untuk limbah usia panjang ini, PTLR telah mengembangkan teknologi penyimpanan akhir, yaitu penyimpanan limbah di kedalaman tertentu di bawah tanah. Teknologi penyimpanan akhir ini mirip dengan yang sudah diaplikasikan di banyak negara maju, dan terbukti aman sampai saat ini dan diperhitungkan tidak membahayakan generasi mendatang baik menggunakan model komputasi maupun analogi kejadian alam.
Apakah hal itu terjadi pula pada limbah radioaktif di Indonesia?
Kita mulai dari sejarah pemanfaatan zat radioaktif di Indonesia. Penggunaan zat radioaktif di negeri kita dimulai pada era akhir tahun 50an, yaitu pemanfaatan sumber radiasi untuk industri dan rumah sakit. Pemanfaatan di industri antara lain untuk kendali ketebalan, kerapatan produk, menentukan tinggi permukaan cairan dalam suatu wadah terutup dan banyak lagi. Pemanfaatan di Rumah Sakit antara lain untuk diagnosis dan radiotherapy. Selain itu tentu saja laboratorium di BATAN juga memanfaatkan zat radioaktif dalam dalam eksperimennya. Sampai saat ini terdapat lebih dari 300 perusahaan atau institusi yang terdaftar sebagai pengguna zat radioaktif. Pertanyaan kemudian adalah, akan dibawa kemana dan diapakan zat radioaktif yang sudah tidak digunakan lagi? Jawabnya adalah dikirim ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif dan mengalami proses yang dinamakan pengelolaan limbah radioaktif.
Menurut Undang-undang No.10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran maka tugas pengelolaan limbah radioaktif adalah tanggung jawab BATAN, dan dalam hal ini dilaksanakan oleh Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR). Jadi Pusat ini merupakan satu-satunya institusi di Indonesia yang wajib mengelola limbah radioaktif.
PTLR berdiri sejak tahun 1988 berlokasi di kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang sekitar 30 km dari Jakarta, dan telah mengelola limbah radioaktif dari kegiatan reaktor riset dan fasilitas serta industri dan rumah sakit. Limbah radioaktif yang berasal dari era sebelum 1988 tersimpan pula di pusat ini. Karena sifat radioaktif yang tidak dapat dimusnahkan maka limbah radioaktif diproses dengan prinsip-prinsip: diisolasi radiasinya dari pekerja, masyarakat dan lingkungan, bila memungkinkan dikurangi volumenya (misalnya limbah cair dengan proses penguapan, limbah padat dimampatkan) sehingga volume total limbah yang dikelola selama ini di PTLR relatif kecil, dan dipadatkan serta diwadahi untuk jangka waktu yang lama. Selama 50 tahun pemanfaatan zat radioaktif di Indonesia, saat ini tersimpan sekitar 900 ton limbah di PTLR, bandingkan misalnya dengan sampah perkotaan DKI Jakarta 6000 ton perhari atau limbah industri konvensional yang dalam beberapa kasus mempunyai volume besar dan tidak dikelola.
Bagaimana nasib akhir dari limbah radioaktif? Salah satu prinsip utama pengelolaan limbah radioaktif adalah, limbah radioaktif tidak boleh menjadi beban bagi generasi mendatang atau undue burden for the next generation. Sebagian besar limbah radioaktif yang tersimpan di PTLR mempunyai umur yang pendek sehingga diharapkan untuk waktu yang tidak terlalu lama menjadi bahan yang tidak radioaktif, hanya sebagian kecil saja mempunyai usia yang panjang dari puluhan sampai ribuan tahun.
Untuk limbah usia panjang ini, PTLR telah mengembangkan teknologi penyimpanan akhir, yaitu penyimpanan limbah di kedalaman tertentu di bawah tanah. Teknologi penyimpanan akhir ini mirip dengan yang sudah diaplikasikan di banyak negara maju, dan terbukti aman sampai saat ini dan diperhitungkan tidak membahayakan generasi mendatang baik menggunakan model komputasi maupun analogi kejadian alam.
Penulis:
Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto
Pada saat ini menjabat sebagai Deputi PTDBR BATAN
Pada saat ini menjabat sebagai Deputi PTDBR BATAN
Indonesia kan (katanya) sarang teroris,
kalau PLTN diserang teroris gimana?
Beton bertulang yang tebalnya satu-setengah
meter melindungi isi bangunan kontenmen dari luar maupun dari dalam. Bahkan
kalau sebuah jumbo jet menabrak reaktor dan merusak kontenmen, reaktor tidak
akan meledak. Ada banyak jenis fasilitas yang lebih rawan untuk diserang
teroris termasuk pabrik pencairan gas alam, pabrik kimia dan sejumlah sasaran
politik.
Mengapa kita tidak perlu khawatir dengan
ledakan PLTN di Jepang?
jawabannya ada di link-link berikut :
1. http://abdurrahmanfatih.blogspot.com/2011/03/catatan-tentang-teknologi-nuklir.html
2. web resmi Jurusan Teknik Fisika UGM Yogyakarta (http://tf.ugm.ac.id/?p=2878)
1. http://abdurrahmanfatih.blogspot.com/2011/03/catatan-tentang-teknologi-nuklir.html
2. web resmi Jurusan Teknik Fisika UGM Yogyakarta (http://tf.ugm.ac.id/?p=2878)
Apa Indonesia punya Tenaga Ahli Nuklir?:
yang jelas Indonesia sudah punya BATAN (Badan
Tenaga nuklir Nasional) yang berisikan para ahli Nuklir. di luar BATAN masih
banyak para lulusan S2 & S3 luar negeri maupun dalam negeri yang sangat
kompeten. Beliau-beliau umumnya sekarang mengajar di Perguruan Tinggi yang ada
jurusan Teknik Nuklirnya. Belum lagi ahli-ahli kita yang memilih untuk berkarya
di negeri orang (karena tidak "terpakai" di negeri sendiri). Jika
masih ada yang meragukan dengan mengatakan, lumpur lapindo aja bisa bocor, atau
bahkan soal ujian Nasional aja bisa bocor, apalagi kalo Nuklir?? logika
mudahnya gini aja Gan, klo lumpur Lapindo dan soal ujian Nasional bocor, siapa
yang dirugikan? pastinya bukan orang yang membocorkannya. tapi kalau Radiasi
nuklir sampai bocor, yang pertama kali kena tentu yang membocorkannya. Jadi
para pekerja di PLTN tentu sangat tau risikonya, sehingga mereka akan bekerja
sangat disiplin dan profesional.
Penemu Metode
Pengolahan Limbah Radio Aktif Indonesia, Dr Yudi Imardjoko Menolak Tawaran
Amerika dengan Gaji $ 6.000 Sebulan:
Sementara ini dulu ya yang bisa saya share.
sumber-sumber ada di sini ni :
Batan -> http://adf.ly/qHrVk
Ristek -> http://adf.ly/qHrPs
May site -> http://adf.ly/qHrRz
Tag :
Pengetahuan
0 Komentar untuk "Sedikit Ulasan Tentang Teknologi Nuklir"