CARA MEMBACA PETA KONTUR

1.Pengertian Kontur

Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang reguler. Interval kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua) garis  ketinggian  yang  ditentukan  berdasarkan  skalanya.  Besarnya  interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu dinyatakan secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala grafis.

Tabel Interval dan Indeks Kontur

Skala Peta
Interval Kontur
Indeks Kontur
1:10.000
5 meter
25 meter
1:25.000
12,5 meter
50 meter
1:50.000
25 meter
100 meter
1:100.000
50 meter
200 meter
1:250.000
100 meter
500 meter

Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinyu (biasanya berwarna cokelat atau oranye). Setiap kontur keempat atau kelima (tergantung pada intervalnya) dibuatlah indeks, dan digambarkan dengan garis yang  lebih  tebal.  Kontur indeks dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur dan menghitung kontur untuk menentukan tinggi. Angka (ketinggian) kontur diletakkan pada bagian kontur yang diputus, dan diurutkan sedemikian rupa agar terbaca searah dengan kemiringan ke arah atas (lebih tinggi).

Pada daerah datar yang jarak horisontalnya lebih dari 40 mm sesuai skala peta dibuat garis kontur bantu. Kontur bantu ini sangat berarti terutama jika ada gundukan kecil pada daerah yang datar. Kontur bantu digambar pada peta berupa garis putus-putus untuk membedakan dengan kontur standar.

Gambar : Kontur indeks dan titik-titik tinggi pada peta rupabumi skala 1:25.000
2. Bentuk Kontur

Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal, kontur-kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai. Jika kontur-kontur itu memiliki jarak satu sama lain secara tetap, maka kemiringannya teratur.

Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:
  1. Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada, tetap akan bertemu kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika kontur masuk ke suatu daerah kemiringan yang curam atau nyaris vertikal, karena ketiadaan ruang untuk menyajikan kontur-kontur secara terpisah pada  pandangan  horisontal,  maka  lereng  terjal  tersebut  digambarkan dengan simbol.   Selanjutnya, kontur-kontur akan masuk dan keluar dari simbol tersebut.
  2. Jika kontur-kontur pada bagian bawah lereng merapat, maka bentuk lereng disebut konveks (cembung), dan memberikan pandangan yang pendek. Jika   sebaliknya,   yaitu   merenggang,   maka   disebut   dengan   konkav (cekung), dan memberikan pandangan yang panjang.
  3. Jika pada kontur-kontur yang berbentuk meander tetapi tidak terlalu rapat maka   permukaan   lapangannya   merupakan   daerah   yang   undulasi (bergelombang).
  4. Kontur-kontur  yang  rapat  dan  tidak  teratur  menunjukkan  lereng  yang patah-patah. Kontur-kontur yang halus belokannya juga menunjukkan permukaan yang teratur (tidak patah-patah), kecuali pada peta skala kecil pada umumnya penyajian kontur cenderung halus akibat adanya proses generalisasi yang dimaksudkan untuk menghilangkan detil-detil kecil (minor).
Gambar 5.2. Berbagai kenampakan kontur
Gambar 5.3. Profil permukaan lahan dari potongan garis A-B
 Kenampakan yang tidak berubah dengan penggambaran kontur adalah
bukit  dan  lembah.  Bentuk  permukaan  lahan  tidak  berubah  cukup  berarti meskipun ada bangunan gedung, jalan, pemotongan pepohanan (hutan atau

perkebunan).  Penafsiran  yang  benar  terhadap  bentuk  permukaan  lahan membutuhkan latihan, praktek dan pengalaman yang memadai di lapangan.

3. Membuat Potongan Profil

Untuk membuat suatu potongan profil yang utuh antara dua titik A dan B pada peta berkontur, gambarlah sebuah garis lurus pada peta antara titik-titik tersebut. Temukan kontur-kontur rendah dan tinggi yang terpotong oleh garis. Pada gambar 5.4 kontur yang tertinggi adalah 200 meter, dan yang terendah adalah 80 meter.

Letakkan secarik kertas dengan tepi yang lurus sepanjang garis AB, dan tandai pada titik A dan titik B tersebut juga titik-titik di mana kontur-kontur memotong garis. Berilah label angka tinggi.

Gambar 5.4. Pemotongan garis kontur
Dari masing-masing tanda turunkan garis tegak lurus pada kertas. Sejajar dengan pinggiran yang sudah ditandai gambar garis-garis paralel dengan skala yang sesuai untuk menunjukkan angka tinggi dari masing-masing kontur yang dipotong oleh garis AB, yaitu 80 sampai dengan 200 meter. Buat sebuah tanda pada setiap garis vertikal di mana itu memotong skala tinggi sejajar sesuai dengan tingginya pada garis AB. Gabungkan tanda-tanda ini dengan suatu garis kurva yang halus, memungkinkan untuk membentuk lereng permukaan antara kontur-kontur di lembah dan di puncak bukit. Penggunaan kertas milimeter atau grid akan memudahkan penggambaran.

Gambar 5.5. Potongan yang menunjukkan intervisibilitas
4. Menentukan Gradien Jalan Pada Peta

Kemiringan  suatu  lereng  (slope)  biasanya  didefinisikan  sebagai  suatu
gradien. Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah gradien 2 dalam 16, artinya
2 unit vertikal untuk setiap 16 unit pada arah horisontal. Selama kedua unit tersebut sama  pada  kedua  arah,  maka  tidak  ada  bedanya apapun satuan
panjangnya (meter atau pun kaki). Gradien tersebut biasanya ditulis sebagai
2/16.

Gambar : Kemiringan lereng atau slope
Kadangkala  gradien  dinyatakan  dalam  persentase.  Untuk mengkonversinya adalah  mengalikan perbandingan dengan bilangan 100%, yaitu:
2/16 x 100% = 1,25%

Untuk menentukan gradien suatu titik di jalan pada suatu peta, ukur jarak horisontal antara kontur-kontur yang berurutan pada peta dan nyatakan dalam unit yang sama seperti pada angka interval kontur. Misalnya, jika interval kontur
10 meter dan jarak yang diukur di peta antara dua kontur yang berurutan tersebut  adalah  120  meter,  maka  gradien  rata-ratanya  antara  dua  kontur
adalah 10/120 = 1/12 atau 1 dalam 12 atau 8,5%.

Untuk menentukan gradien yang paling terjal dari suatu jalan, temukan titik di  mana  dua  kontur  yang  berturutan  saling  berdekatan,  kemudian  ukurlah seperti prosedur di atas.

Suatu gradien rata-rata dapat diukur dengan cara yang sama terhadap beberapa interval kontur, meskipun hal ini tidak banyak berarti kecuali ada kemiringan lereng yang konstan pada arah yang sama.

Jika dibutuhkan untuk memeriksa bahwa gradien maksimum sepanjang suatu jalan tidak melebihi 1/6, dan interval kontur adalah 10 meter, maka jarak antara kontur-kontur tadi tidak boleh kurang dari 6 x 10 = 60 meter. Tandailah pada sepotong kertas suatu jarak 60 meter pada skala peta, interval kontur dapat diperiksa untuk melihat apakah jarak pada titik mana pun lebih pendek dari jarak yang ditentukan. Jika demikian halnya maka gradiennya lebih terjal dari 1/6.

Incoming Update : Peta kontur, survival, membaca peta, peta lapangan, peta topografi, peta indonesia


0 Komentar untuk "CARA MEMBACA PETA KONTUR"

Back To Top