Profil Gunung Slamet dan Pendakian Lewat Bambangan


Gunung Slamet merupakan gunung berapi tertinggi di Jawa Tengah atau tertinggi kedua di Pulau Jawa. Tinggi   gunung   ini   mencapai 3,432 meter diatas permukaan laut. Gunung ini memiliki beberapa kawasan hutan, seperti  Hutan Montane, Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Ericaceous (Hutan Gunung), dan Hutan Dipterokarp Atas. Gunung Slamet termasuk salah satu gunung di Indonesia yang populer dijadikan sebagai tujuan ekspedisi dan pendakian. Pendakian di Gunung Slamet terkenal cukup rumit. Di sepanjang jalur pendakian tidak ada air, kalaupun ada hanya terbatas. Jika pendaki melewati jalur Bambangan, masalah air biasanya dapat teratasi. Selain air, faktor rumitnya pendakian ditandai dengan kabut gunung yang sangat pekat dan berubah-ubah. Meski pendakian ke puncak Gunung Slamet dikenal cukup rumit, namun kondisi ini justru menjadi tantangan yang menarik bagi para pendaki. Semakin tantangannya berat, semakin asyik pula pendakian dilakukan.

Di  kaki  Gunung  Slamet  terdapat  kawasan  wisata  yang  cukup  terkenal  di  Jawa Tengah, yaitu obyek wisata Batu Raden dan Pemandian Air Panas Guci. Obyek wisata ini sangat luas karena di dalamnya juga terdapat beberapa wisata lain yang juga menarik untuk dikunjungi, di antaranya Taman Botani, Curug Gede, Pancuran Pitu, Pancuran Telu, Wana Wisata, Telaga Sunyi, dan Taman Kaloka Widya Mandala.
Lokasi Gunung Slamet
Gunung Slamet terletak di barat laut Kota Purbalingga, dengan jarak sekitar 30 km. Gunung ini terletak di posisi 7°14,30‘ LS dan 109°12,30‘ BT. Keseluruhan kawasan gunung ini masuk ke dalam perbatasan lima kabupaten, yaitu Kabupaten Banyumas, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Purbalingga, di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.


Bagi pengunjung atau pendaki yang ingin mencapai puncak Gunung Slamet bisa melakukan pendakian melalui 
  1. Jalur Baturaden (Purwokerto) jalur resmi
  2. Jalur Bambangan (Purbalingga) jalur resmi [Yang Akan Kita Bahas]
  3. Jalur Kaliwadas (Brebes) jalur resmi
  4. Jalur Dukuhliwung (Tegal)
  5. Jalur Guci (Tegal)
  6. Jalur Kaligua (Bumiayu)
Pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua untuk melakukan perjalanan dari Purwokerto hingga sampai di Bambangan. Perjalanan dimulai dari Purwokerto ke arah Purbalingga, dan dilanjutkan ke Bobotsari. Dari Bobotsari kemudian dilanjutkan ke arah Desa Penjangan dengan menggunakan kendaraan truk atau angkutan desa. Desa Penjangan merupakan desa terakhir yang hanya bisa dilalui kendaraan. Perjalanan dilanjutkan menuju Bambangan dengan berjalan kaki selama kurang lebih satu jam. Sesampainya di Bambangan terdapat pos penerangan dan pondok pemuda yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para pendaki sebelum melakukan pendakian hingga ke puncak gunung. Perjalanan dari Bambangan hingga ke puncak Gunung Slamet dapat ditempuh dalam waktu sekitar 8 jam. Pendaki juga bisa memanfaatkan jasa warga setempat sebagai penunjuk jalan.

Transportasi
Purwokerto – Purbalingga – Serayu ( Kendaraan Bus)
Serayu – Kutabawa (Kendaraan Angkudes)
Kutabawa – Bambangan (Kendaraan Pick Up)
Kontak Bascamp Bambangan
Peta Jalur Bambangan Gunung Slamet
Bascamp Bambangan
Gapura Pendakian Bambangan
BASECAMP – POS I Pondok Gembirung (1jam)
Dari basecamp kita akan berjalan melewati pondok pemuda atau gapura “Pendakian Bambangan”.
Pos I Bambangan Gunung Slamet
POS I – POS II Pondok Walang (1,5jam)
Trek agak menanjak dan lebih berat dari sebelumnya.
Pos II Bambangan Gunung Slamet
POS II – POS III Pondok Cemara (1jam)
Pos III Bambangan Gunung Slamet
POS III – POS IV Pondok Samaranthu (1jam)
Trek masih dalam suasana hutan. Di Pos 4 konon dikatakan sebagai pos angker. Dari namanya “Samaranthu” alias hantu tak terlihat. Mitos
Pos IV Bambangan Gunung Slamet
Pos IV (Tanda Baru) Bambangan Gunung Slamet
POS IV – POS V Samyang Rangkah (30 menit)
Di Pos 4 kita bisa menemukan sumber air jika musim hujan saja. Di Pos 5 kebanyakan dijadikan sebagai tempat mendirikan tenda oleh para pendaki. Namun ada juga yang lebih memilih pos selanjutnya, karena jaraknya tidak jauh lagi.
Pos V (Plang Baru) Bambangan Gunung Slamet
Pos V Bambangan Gunung Slamet


Pos V Sumber Air Bambangan Gunung Slamet
POS V – POS VI Samyang Jampang (30 menit)
Pos VI Bambangan Gunung Slamet
POS VI – POS VII Samyang Kendil (30 menit)
Di Pos 7 ini tempat yang menjadi favotir untuk mendirikan tenda dan bermalam. Di Pos 7 ada sebuah shelter yang bisa kita dirikan tenda di dalamnya. Jarak Pos 7 sudah tidak jauh lagi dengan puncak Slamet.
Pos VII Bambangan Gunung Slamet
POS VII – POS VIII – Puncak Slamet/ Bibir Kawah (2jam)
Trek selanjutnya kita akan melewati jalur yang lebih berat. Di jalur ini kita akan keluar dari hutan menuju lahan terbuka.
Keluar dari vegetasi Gunung Slamet
Gunung Slamet
Segoro Wedi Gunung Slamet
Puncak Banteng Gunung Slamet
Kawah Puncak Gunung Slamet
Memutar puncak bibir kawah (30 menit)
Memutari Puncak Kawah Gunung Slamet
Jika kita kalkulasikan:
  • BASECAMP – POS I Pondok Gembirung (1jam)
  • POS I – POS II Pondok Walang (1,5jam)
  • POS II – POS III Pondok Cemara (1jam)
  • POS III – POS IV Pondok Samaranthu (1jam)
  • POS IV – POS V Samyang Rangkah (30 menit)
  • POS V – POS VI Samyang Jampang (30 menit)
  • POS VI – POS VII Samyang Kendil (30 menit)
  • POS VII – POS VIII – Puncak Slamet/ Bibir Kawah (2jam)
  • Memutar puncak bibir kawah (30 menit)

TOTAL = 8,5 jam. Untuk turun kita bisa potong 30-40% waktu perjalanan naik kira-kira menjadi 5-6jam.


Sumber : Rangkuman dari berbagai sumber.


Kumpulan Gambar:
Peraturan dan Larangan Bagi Pendaki Gunung Slamet
Ketentuan Denda di Gunung Slamet
Salah satu Jalur di Gunung Slamet

0 Komentar untuk "Profil Gunung Slamet dan Pendakian Lewat Bambangan"

Back To Top