Membangun Sikap Mental Yang Tepat Dalam Keadaan Survival ( Psychological Aspects of SURVIVAL )

Sebuah situasi darurat Survival mungkin bisa terjadi pada siapapun, dimanapun. Dapat dikarenakan tersesat dalam perjalanan di belantara, perang, kecelakaan pesawat terbang, kapal atau karena bencana alam. Ketika dihadapkan dengan situasi survival yang tak terduga, seseorang memiliki potensi untuk mengatasi banyak tantangan, mengalahkan semua kemungkinan yang luar biasa, dan keluar dari keadaan survival dengan selamat. Tapi apa sih Survival?

Survival adalah seni bertahan hidup di alam bebas dengan acara apapun. Bertahan hidup berarti tetap hidup, untuk menjalani kehidupan. Survival adalah berada dalam keadaan tertentu yang tidak menguntungkan, menerimanya, dan mencoba untuk memperbaikinya, sambil mempertahankan hidup Anda sampai Anda bisa keluar dari situasi darurat tersebut.  Dan yang paling penting, kunci lolos dari keadaan Survival adalah pikiran anda.

Keberhasilan untuk selamat dari keadaan Survival tergantung banyak pada kemampuan seseorang untuk menahan stres dalam situasi darurat. Otak Anda tanpa diragukan adalah alat yang terbaik untuk bertahan hidup. Ini adalah aset Anda yang paling berharga dalam situasi Survival. Hal ini tidak selalu berarti  fisik yang terkuat yang paling efektif atau lebih baik dalam menangani rasa takut dalam situasi darurat. Survival lebih sering tergantung pada reaksi individu terhadap stres dibandingkan pada bahaya, medan, atau keadaan darurat.  Kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan menentukan kemampuan bertahan hidup anda. Keterampilan mental jauh lebih penting daripada keterampilan fisik dalam situasi survival. Reaksi psikologis negative seseorang terhadap stres dalam keadaan Survival seringkali dapat membuat mereka tidak mampu memanfaatkan sumber daya yang tersedia pada diri mereka. Anda kemungkinan besar tidak akan mampu menggunakan keterampilan fisik Anda jika Anda tidak memiliki sikap mental yang positif.

Satu hal yang pasti anda harus membangun kerangka pikiran yang tepat untuk bertahan hidup dalam suatu situasi Survival yang tidak terduga. Sikap atau kondisi psikologis yang tepat adalah yang nomor satu. Tidak diragukan lagi itulah alat yang paling penting untuk bertahan hidup. Dengan sikap yang tepat hampir semuanya adalah mungkin. Untuk mampu melalui keadaan yang terburuk, tekad yang kuat untuk bertahan hidup sangat diperlukan. Sebuah keinginan yang kuat untuk terus hidup adalah suatu keharusan. Pikiran memiliki kekuatan yang akan memberikan daya pada tubuh untuk mencapai prestasi luar biasa. Catatan dari berbagai kejadian
Survival ternyata menunjukkan bahwa pikiran menjadi faktor utama untuk bertahan hidup dalam situasi darurat di belantara. Tanpa kemauan untuk hidup, bertahan hidup adalah mustahil.

Bertahan hidup dalam keadaan darurat Survival adalah mungkin dalam sebagian besar situasi tetapi menuntut usaha yang luar biasa bagi seseorang yang mengalaminya. Manusia dapat menjadi sangat berani dan cerdik ketika dalam situasi darurat. Pikiran adalah kekuatan yang sangat kuat. Ia memiliki kontrol tubuh, tindakan, dan penalarannya.

Apa yang mempengaruhi Anda secara mental mempengaruhi Anda secara fisik. Jika Anda berpikir bahwa Anda tidak dapat bertahan hidup, maka Anda tidak akan berani mencoba bertahan hidup. Sikap komitmen atau tujuan untuk hidup, penolakan untuk menyerah, dan sikap mental yang tepat akan sangat meningkatkan peluang untuk bertahan hidup.

Mempertahankan sikap hidup yang positif memiliki pengaruh yang sangat kuat pada mentalitas dan motivasi yang diperlukan untuk menetapkan tujuan untuk bertahan hidup. Ketetapan dan kejelasan tujuan memberikan motivasi untuk membangun sikap yang diperlukan untuk bertahan hidup walau dalam tekanan. Ketika ditempatkan dalam situasi hidup yang tak terduga Anda akan terpaksa bergantung pada sumber daya sendiri, kemampuan improvisasi dan memecahkan masalah sendiri. Jika Anda ingin bertahan maka Anda akhirnya harus memutuskan untuk mengurus diri sendiri dan tidak mengandalkan orang lain untuk membantu Anda. Anda harus terus-menerus berusaha mencapai tujuan bertahan hidup. Gambar tujuan Anda dalam pikiran Anda dan bayangkan diri Anda mencapai itu. Gambar ini adalah gambar mental Anda.

Seseorang dengan tekat dan kemauan yang kuat dapat menaklukkan banyak hambatan. Jangan pernah menyerah, karena tanpa ada kemauan untuk hidup kemungkinan anda akan putus asa dan mati di belantara.

Sementara dalam situasi Survival, Anda akan dihadapkan dengan banyak masalah yang harus Anda atasi. Otak Anda akan menjadi aset terbaik Anda tetapi juga dapat menjadi musuh Anda yang paling berbahaya. Anda akan dituntut mengalahkan pikiran negatif dan memiliki imajinasi, serta juga kemampuan menguasai dan mengendalikan rasa takut Anda. Anda akan perlu menggeser dan mengadopsi proses mental yang positif dan optimis. Anda perlu untuk menjadi kreatif dan menggunakan kemampuan Anda untuk berimprovisasi untuk dapat beradaptasi dengan situasi. Bekerja dengan alam, bukan melawannya.

Anda akan memiliki tugas penting untuk memecahkan masalah agar tetap hidup. Memecahkan masalah Anda harus didasarkan pada mengenali ancaman terhadap hidup Anda, mengetahui prioritas dan pengaruh ancaman pada hidup anda, mengetahui tingkat bahayanya yang mengancam kehidupan Anda, dan mengambil tindakan yang akan membuat Anda hidup. Hal ini penting untuk mempertimbangkan keselamatan Anda setiap saat. Jika Anda meringkas dan menganalisis apa yang Anda butuhkan untuk memerangi hal itu maka akan lebih mudah bagi anda untuk memerangi ancaman yang anda kenal daripada jika Anda berjuang melawan sesuatu yang tidak dikenali. Kesepian, kelelahan, nyeri, dingin / panas, lapar, haus, dan ketakutan adalah musuh utama Anda dalam situasi darurat survival.

Untuk menjaga tubuh Anda tetap hidup Anda harus memperhatikan indikator –indikator masalah di tubuh Anda dan harus membela diri melawan musuh-musuh utama dari kelangsungan hidup Anda. Selalu ingat untuk menjaga sikap mental positif. Jangan menambahkan beban ekstra untuk diri sendiri dengan jatuh ke dalam keadaan mental yang merusak seperti perasaan mengasihani diri sendiri atau keputusasaan. Ingat aspek penting dari hidup Anda dan jangan biarkan gambar mental anda memudar. Pikirkan keadaan survival yang anda alami sebagai kesempatan untuk menjelajahi daerah baru. Dengan sikap yang tepat pengalaman Anda dapat menjadi pengalaman yang menarik. Nikmati tantangan.

Anda mungkin juga menikmati alam ketika Anda berada di sana dan tumbuh menjadi individu yang lebih tangguh sebagai produk dari pengalaman Survival Anda.

Sikap positif mental Anda akan membantu Anda melawan musuh- musuh kelangsungan hidup Anda. Dalam keadaan Survival, Anda mungkin mengalami lebih dari kesepian saja namun juga kelelahan, nyeri, dingin / panas, lapar, haus, dan ketakutan, tetapi Anda tidak harus memerangi semuanya sekaligus, hanya sejauh mereka telah menjadi ancaman bagi kehidupan Anda. Saat setiap satu atau kombinasi dari mereka dapat mengurangi rasa percaya diri Anda atau mengurangi keinginan Anda berjuang untuk hidup, itulah waktunya Anda memeranginya.

Semua perasaan ini sangat normal tetapi dapat menjadi lebih parah dan berbahaya dalam situasi survival di belantara. Dengan belajar untuk mengidentifikasi mereka, Anda akan dapat mengendalikan mereka bukannya membiarkan mereka mengendalikan Anda.

STRESSORS (Pemicu-pemicu Stress dalam Survival)

1. Loneliness (Kesepian)

  • Kesepian adalah musuh yang dapat menyergap Anda tanpa peringatan. Ini akan menyerang Anda ketika Anda menyadari bahwa diri Anda adalah satu – satunya orang yang ada disekitar Anda dan diri Anda jugalah satu – satunya orang di mana anda dapat bergantung pada saat dalam situasi Survival. Saat ini lingkungan dan pola hidup masyarakat modern hampir tidak memberi kita kesempatan untuk menguji kemampuan kita untuk beradaptasi dengan kesunyian, kehilangan dukungan, dan pemisahan dari orang lain, hal ini tentunya menurunkan kemampuan generasi modern untuk beradaptasi terhadap  kesunyian, kehilangan dukungan, dan pemisahan dari orang lain secara signifikan dibanding dengan generasi – generasi sebelumnya.
  • Jangan biarkan kesepian menggerogoti sikap positif Anda. Melawan dengan cara tetap sibuk, misalnya dengan menyanyi, bersiul, mengumpulkan makanan, atau melakukan hal lain akan mengalihkan pikiran Anda dari beban akan kenyataan bahwa Anda sendirian. Juga sementara dalam situasi survival yang Anda alami, kebosanan atau berkurangnya semangat untuk berusaha mungkin menyerang Anda. Ini harus disembuhkan untuk mempertahankan sikap mental yang tepat dalam keadaan survival. Sekali lagi jagalah diri anda tetap sibuk untuk menjaga pikiran Anda tetap sibuk.

2. Fatigue (Kelelahan)

  • Pastikan untuk menghindari kelelahan. Kelelahan berlebihan dari otot-otot dan pikiran Anda merupakan ancaman serius. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya pertahanan Anda dan menjadi kurang sadar dan waspada akan bahaya. Hal ini juga menyebabkan kurangnya perhatian, ketelitian dan meningkatkan kecerobohan serta menghilangnya kemampuan anda mengambil keputusan yang berdasarkan penalaran yang sehat. Luangkan waktu untuk menyegarkan dan mengistirahatkan otak dan tubuh Anda. Menghemat energi Anda. Istirahat, tidur, dan menjaga ketenangan sangat penting. Ketika Anda merasa bahwa diri anda sakit, itu adalah sinyal bahwa ada sesuatu yang salah. Ketika di saat-saat gembira Anda mungkin tidak merasa sakit. Jangan biarkan perasaan sakit ini menguras sisi – sisi terbaik dari diri Anda, karena jika itu terjadi maka akan melemahkan keinginan Anda untuk tetap bertahan hidup.

3. Cold and Heat (Hawa Dingin dan Panas)

  • Dingin dan panas adalah musuh lainnya yang harus diatasi untuk bertahan hidup. Paparan elemen seperti dingin dan panas dapat menjadi sangat berbahaya. Buatlah perlindungan sebaik mungkin. Jika dingin mencoba dan menemukan tempat berlindung dan membangun api. Jika dalam cuaca benar-benar panas. hindarilah sengatan sinar matahari secara langsung. Dalam cuaca dingin Anda mungkin merasa lebih enak untuk tidur di siang hari dan tetap terjaga di malam hari dengan api hangat. Dalam cuaca sangat panas Anda perlu mencari perlindungan untuk tidur di siang hari.

4. Hungry and Thirst (Lapar dan Haus)

  • Lapar dan haus adalah musuh yang benar-benar dapat menekan sikap positif mental Anda. Cobalah untuk menemukan air. Makanan bisa menunggu. Seseorang bisa bertahan hidup selama berminggu-minggu tanpa makanan namun hanya 3 hari tanpa air. Hemat cadangan energi tubuh Anda. Buatlah rencana pengumpulan makanan dengan baik. Anda mungkin akan lebih baik beristirahat daripada berkeliaran tanpa tujuan mencari makanan. Bahkan jika Anda menemukan makanan Anda tetap membuang sejumlah energy dan bahayanya jika energy yang dibuang untuk mendapatkan makanan ternyata lebih banyak dari energy yang dapat diberikan oleh makanan yang anda dapatkan.
  • Hanya jika Anda yakin dapat memperoleh makanan dengan mudah, pergilah dan dapatkan . Seorang pria dengan perut kenyang dapat menahan tekanan hidup lebih dari seorang pria dengan perut kosong. Kurangnya nutrisi bisa membuat Anda lebih rentan terhadap depresi. Ingat kerangka berpikir positif Anda dan jagalah tujuan Anda untuk hidup tetap tertanam  segar dalam pikiran Anda.

5. Fear (Ketakutan)

  • Ketakutan adalah musuh terbesar dalam keadaan survival. Ketakutan adalah reaksi yang normal bagi siapa saja dihadapkan dengan situasi yang mengancam kehidupannya. Orang merasa takut terhadap banyak hal. Orang-orang memiliki rasa takut akan kematian, tersesat, hewan, penderitaan, ejekan, dan kelemahan-kelemahan diri mereka sendiri. Hal yang paling ditakuti oleh orang yang melakukan perjalanan di belantara adalah tersesat dan semakin jauh berjalan makin tersesat. Tidak ada cara untuk mengetahui bagaimana seseorang akan bereaksi terhadap rasa takut. Ketakutan biasanya tergantung sepenuhnya pada individu itu sendiri bukan pada situasi yang dihadapi. Ketakutan dapat menyebabkan orang panik atau justru merangsang upaya yang lebih besar untuk bertahan hidup.
  • Ketakutan negatif mempengaruhi perilaku manusia dan mengurangi peluangnya untuk bertahan hidup. Perasaan terburuk yang memperbesar ketakutan adalah keputusasaan dan ketidakberdayaan. Jangan biarkan gagasan akan kegagalan bertahan hidup melintas di pikiran Anda. Tidak ada manfaatnya mencoba untuk menghindari rasa takut dengan menyangkal kenyataan bahwa Anda sedang berada dalam situasi hidup yang berbahaya. Anda harus menerima bahwa ketakutan adalah reaksi alami untuk situasi berbahaya dan mencoba untuk melakukan usaha yang terbaik untuk bertahan hidup dan keluar dari kesulitan anda.

6. Panic (Panik)

  • Panik dalam situasi Survival sangat berbahaya dan mematikan. Musuh yang lebih berbahaya daripada rasa takut adalah panik. Panik adalah dorongan tidak terkendali yang dapat membuat diri anda kehilangan penalaran dan cenderung mendorong anda mengambil tindakan tergesa- gesa dan ceroboh yang dapat membawa anda pada situasi yang lebih serius dan berbahaya bahkan mematikan. Panik dipicu oleh pikiran dan imajinasi di bawah tekanan. Ini hasil dari ketakutan yang tidak diketahui, kurangnya kepercayaan diri, tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya (kurang pengetahuan). Ketakutan dapat membangun panik dan menyebabkan seseorang malah membuat situasi yang lebih buruk.


PMA (Positive Mental Attitude)
  • Menjaga sikap mental positif adalah merupakan aspek paling penting dari kelangsungan hidup. Sementara dalam situasi S urvival Anda akan berlatih kemandirian. Anda hanya akan dapat bergantung pada diri Anda dan kemampuan Anda. Anda akan harus mengatasi banyak tantangan yang Anda tidak terbiasa. Masyarakat modern telah dikondisikan untuk terbiasa mendapat bantuan instan dari ketidaknyamanan seperti kegelapan, panas, kelaparan, nyeri, haus, kebosanan, dingin, dan kesepian. Kemampuan menyesuaikan diri dan bertoleransi menjadi hanya bersifat sementara.
  • Ketika Anda pertama kali menyadari bahwa Anda berada dalam situasi Survival, berhentilah sejenak dan tenangkan diri Anda. Ini memberi waktu untuk diri Anda mengendalikan ketakutan Anda.
  • Kenali bahaya yang mencam hidup Anda. Rileks dan berpikir, jangan membuat penilaian tergesa-gesa. Amati sumber daya di sekitar Anda. Menganalisis situasi Anda dan merencanakan tindakan hanya setelah mempertimbangkan semua aspek keamanan dan keselamatan untuk keluar dari kesulitan Anda.
  • Pastikan untuk tetap tenang dan tetap dalam keadaan mental yang stabil. Hal ini penting untuk membuat keputusan yang tepat setiap saat. Tetapkan tujuan Anda bertahan hidup dan jaga agar selalu tetap segar dalam pikiran Anda. Jangan pernah menyerah. Bersiaplah untuk yang terburuk, tetapi berharap untuk yang terbaik. “ALWAYS PREPARED!!!”

Stockdale’s Paradox
  • Laksamana Pertama James Stockdale dari US Navy adalah tawanan perang (POW) dengan pangkat tertinggi yang ditahan oleh pihak Vietnam Utara dalam Perang Vietnam.
  • Dalam tahanan, Admiral Stockdale menciptakan banyak inovasi seperti teknik berkomunikasi rahasia antar tawanan, teknik mengelabui interogator namun bisa disinkronisasikan dengan tawanan lain saat diinterogasi, melakukan permainan secara rahasia dengan komunikasi rahasia dengan para tawanan lain untuk membunuh kebosanan dan tetap memiliki daya juang sekalipun dalam penahanan pihak musuh.
  • Selama ini orang mengira Sikap Optimis dapat membantu bertahan hidup, namun ternyata tidak.
  • Ketika Admiral Stockdale dipulangkan ke Amerika dan ditanya siapa yang lebih dulu tewas dalam penahanan, beliau menjawab : 
“Itu mudah saja mengetahuinya, yang tewas lebih dahulu adalah mereka yang optimis”

  • Optimis yang dimaksudkan oleh Stockdale adalah mereka yang selalu mengatakan,”Tenang, kita akan pulang sebelum Natal.” , “Tenang, tak lama lagi pasukan Amerika akan segera membebaskan kita.” Dan semua jenis kalimat yang muncul dari sikap optimis yang bodoh.

  • Sikap Mental Positif (PMA) yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dalam keadaan SURVIVAL adalah sikap mental yang mengacu pada kenyataan tanpa menggantungkan harapan pada apa yang anda tidak ketahui secara pasti. Ketika anda menggantungkan harapan anda pada sesuatu yang tidak pasti, dan harapan anda tidak terpenuhi, anda lama kelamaan akan frustasi dan kehilangan semangat hidup.

Admiral James Bond Stockdale
Adm. James Bond Stockdale
Saat dipulangkan ke Amerika dari Kamp Interniran Vietnam Utara

Perceptual Narrowing

  • Dalam suatu kejadian kecelakaan atau bencana, orang orang kebanyakan akan mengalami keadaan dimana mereka kehilangan sensitivitas pada keadaan di sekitarnya. Pandangannya kosong, mereka mematung dan tidak segera bereaksi menyelamatkan diri. Di benaknya selalu berisi kata kata “Kenapa saya?”, Kenapa semua ini harus terjadi?”. Keadaan ini disebut “Perceptual Narrowing”
  • Perceptual Narrowing diketahui sebagai salah satu yang menyebabkan menurunnya kesempatan bertahan hidup dalam hampir semua kejadian musibah.
  • Contoh : Saat kapal Estonia berlayar dari Tallin, Estonia menuju Stockholm, Swedia melintasi Laut Baltic, terjadi musibah dimana kapal tersebut dihantam badai dan tenggelam. 989 Penumpang di dalamnya, saat kapal mulai miring karena separuh dek sudah tergenang air 20 ton/menit, semua orang terpaku, bahkan awak kapal juga terpaku seakan tidak tahu apa yang harus di lakukan. Hanya beberapa orang saja yang segera melakukan persiapan peran peninggalan kapal (Abandon Ship) dan mempersiapkan pelampung serta sekoci. Akhirnya hanya 138 orang dari 989 penumpang yang diselamatkan hidup hidup, diperkirakan 650 orang tenggelam bersama Kapal Estonia dan terbaring di dasar Laut Baltic sementara sisanya hilang.


MV Estonia
MV Estonia terbaring di dasar Laut Baltic bersama 650 orang penumpangnya

Teori 10-80-10
  • Hanya 10% Orang yang mampu merespon secara baik dan melakukan apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi. Mereka ini dipastikan selamat atau disebut TRUE SURVIVOR.
  • 80% orang berada dalam kemungkinan 50:50 untuk selamat karena mereka lambat dalam bereaksi saat bencana terjadi.
  • 10% berikutnya adalah mereka yang dipastikan tidak selamat karena tidak mampu merespon dan bereaksi dengan cepat dan tepat saat bencana terjadi.

(Penelitian Prof. James Leach, Ahli Psikologi Survival dan Kolonel AU Inggris. Penelitiannya menjadi dasar teori untuk mengembangkan materi pelatihan di Sekolah Survival Militer Inggris dan Sekolah Survival USAF di Spokane, Washington)

Psychological Resiliency
  • Kemampuan seseorang bertahan hidup dalam keadaaan SURVIVAL sangat ditentukan oleh apa yang dinamakan “Psychological Resiliency” (Kekenyalan / Kemembalan Psikologis)
  • Resiliency secara literal berarti : The ability to bounce back and recover from almost anything.
  • Untuk menjadi seorang Survivor anda perlu memiliki Jiwa yang seperti pegas. Tekanan justru meningkatkan energy potensial anda.


Mohon maaf jika ada salah atau kekurangan, dan jika berkenan silahkan berikan tanggapan serta kritiknya yang membangun, NICE SHARE.

Semoga contoh-contoh diatas tidak terjadi kepada kita atau orang-orang yang kita kenal.
0 Komentar untuk "Membangun Sikap Mental Yang Tepat Dalam Keadaan Survival ( Psychological Aspects of SURVIVAL )"

Back To Top